Artikel Baru :
Home » » Menyoal Miss World di Indonesia

Menyoal Miss World di Indonesia

Wednesday, September 18, 2013 | 0 komentar

       INDONESIA sepertinya terus berupaya meningkatkan status dari negara berkembang menjadi negara maju. Ini terlihat dari berbagai sektor yang dimainkan oleh pejabat, pengusaha dan lapisan masyarakat. Miss World (MW) adalah kontes kecantikan bergengsi yang diikuti seluruh negara, yang kini sedang berlangsung di Bali, Indonesia. Sebagai tuan rumah Indonesia kelihatannya siap menjamu gadis-gadis cantik dunia untuk dipertandingkan kemolekan mereka.
Indonesia seakan berkata pada dunia bahwa negeri garuda telah menjadi negara maju sama seperti negara lain. Pro-kontra terus menjamur di pelosok Nusantara dengan berbagai dalih, ormas Islam tanpa ragu menentang keras Miss World di Indonesia, bahkan akan mengacaukan pelaksanaan MW jika pemerintah bersitegang mengizinkan konteks buka-bukaan ini tetap dipertunjukan. Miss World adalah konsep negara liberal yang sengaja memperkeruh situasi umat Islam dunia, termasuk Indonesia menjadi sasaran empuk mereka. Indonesia bangga ketika berbicara pada dunia bahwa mayoritas penduduknya beragama Islam, tapi ketika problematika keagamaan mencuat, seolah pemerintah bisu, tak peduli realitas di lapangan bahwa umat Islam Indonesia mengencam bentuk-bentuk penodaan agama dan lupa bahwa Indonesia didominasi oleh penduduk muslim terbesar. Jika Miss World tetap di gelar di Indonesia, harus ada pembaharuan yang dilakukan tuan rumah, agar tak mencemar reputasi RI, khususnya muslim Indonesia. 

Ganti topeng
Sejak bertahun-tahun Miss World kerap menampilkan wanita berparas cantik bertubuh vulgar, dibalut pakaian bikini/baju pantai. Jika kontes tersebut tetap diadakan, maka pemerintah Indonesia melalui penitia acara harus meng-’amandemen’ MW. Persyaratan harus diperkatat sedini mungkin. Miss World harus “ganti topeng” jadi Muslimah World. Artinya pertunjukan perempuan cantik dunia episode Indonesia harus berpakaian muslimah, tak lagi umbar fitnah, tak doyan buka aurat di depan publik/ layar TV.

       Terkesan aneh jika MW di Indonesia harus berpakaian Islami, karena puluhan peserta merupakan kafilah negara-negara nonmuslim, bahkan peserta didominasi oleh nonmuslimah. Jika seperti ini, ada tawaran baru untuk MW di Indonesia, yakni sulap jadi Miss Indonesia (MI) yang punya sepupu Putri Indonesia (PI). Artinya pergelaran MW harus mengikuti cara berpakaian MI/PI. Sebab lembaga agama/ormas Islam tak resah seperti yang terjadi saat menentang Miss World akhir-akhir ini. Ini menandakan MI/PI secara umum tak terjadi penolakan. Miss Indonesia juga pernah digelar di Indonesia, namun tak menerima kecaman sehebat MW, artinya MI boleh diadakan di Indensia. Karena itu, terhadap MW juga harus diperlakukan demikian, agar Indonesia juga dapat berkecimpung dalam negara maju, lebih lagi akan meningkatkan devisa negara, memajukan ekonomi dan pariwisata di tanah air. Jika peserta MW berpakaian layaknya MI juga tak boleh terjadi di Indonesia, maka ormas islam dan masyarakat harus menentang juga MI/PI, karena keduanya juga ajang buka-bukaan walau tak separah MW, dan atas nama agama Islam semua bentuk kontes kecantikan wajib ditolak. Ada tanggapan ormas yang kelihatan aneh, mereka berkata, meskipun peserta MW berpakaian sopan bahkan islami, tetap saja MW harus ditolak. Seharusnya tak demikian, jika memang MW di Indonesia akan lebih sopan, tak perlu menolaknya, sebaliknya harus memberi ruang bagi mereka untuk berlaku sopan di Indonesia. Karena ini akan menjadi warna baru bagi kontes ratu sejagat dan akan menjadi berita hangat di kancah internasional. Negara muslim pun akan acung jempol untuk Indonesia yang berhasil mengamandement/merubah penampilan para peserta MW dengan gaya ketimuran. Hal ini perlu difikirkan, karena bisa jadi kontes MW jadi momentum dakwah terhadap mereka yang anti Islam, dan membuktikan Indonesia tidak semena-mena menerima budaya barat yang bertentangan dengan nilai Islam. Jika topeng Miss World berhasil diganti, akan menjadi surprise bagi dunia. Bisa saja bukan anarkis, tapi malah semua peserta kontes Miss World yang kini sedang berlangsung di Bali nanti akan memakai baju muslim atau baju ala hijaber. Itu baru seru dan bisa menjadi fenomenal dalam sejarah Miss World. Majelis Ulama Indonesia (MUI) jauh hari telah menyatakan menolak keras penyelenggaraan Miss World karena tidak sesuai ajaran Islam yang mewajibkan muslimah menutup aurat. Namun ketua penyelenggara Ratu Kecantikan Dunia, Julia Morley, menegaskan bikini akan dilarang. “Aku tidak ingin membuat kesal atau menempatkan siapa saja dalam situasi tidak ada rasa hormat. Kami menjunjung tinggi rasa hormat semua negara yang ambil bagian dalam kontes ini (Kantor berita AFP). Ini akan menjadi titik awal metamorfosa Miss World untuk tahun berikutnya. Mengubah kontestasi Seiring maraknya protes terhadap berbagai kontes kecantikan itu, para penyelenggara melakukan modifikasi kemasan kontes berkali-kali. Seperti produk industri lainnya, model kontes kecantikan harus disesuaikan dengan keinginan pasar. Maka itu, untuk menyelaraskan adat ketimuran bangsa Indonesia, penyelenggaraan Miss World pun rela mengubah model kontestasi dengan meniadakan peragaan berbau sensualitas tubuh yang vulgar melalui kewajiban berbikini. Panitia Miss World 2013 mencoba meredam protes dengan menjanjikan perubahan konsep ajang tersebut dengan menghilangkan tradisi kontes berbikini demi menyesuaikan dengan adat ketimuran Indonesia. Inilah yang disebut Jean Baudrillard (1929-2007) sebagai Simulacra yang melahirkan hiper-realitas. Bagi masyarakat konsumeristis, substansi dan fakta sebuah objek tidaklah lebih berarti dari simbol yang diinformasikan.

         Tulisan ini tak bermaksud melegalkan Miss World di Indonesia bahkan dunia, namun justru menolak keberadaan MW dengan adik kandungnya MI/PI yang jelas-jelas ketiganya ajang pamer aurat yang sangat bertentangan dengan pedoman hidup muslim (Alquran dan Hadis). Namun isu MW akan dimodifikasi dengan budaya timur (budaya Indonesia), walau tak seutuhnya mengadopsi cara berpakaian muslimah, perlu dipertimbangkan, mengingat kontes nasional seperti Miss Indonesia, Putri Indonesia juga berpakaian tak senonoh, tapi tetap mendapat dukungan masyarakat Indonesia.
Share this article :

No comments:

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. PENDIDIKAN ISLAM - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger