Artikel Baru :
Home » » Pendidikan Ibadah Dari Segi Kejiwaan

Pendidikan Ibadah Dari Segi Kejiwaan

Wednesday, September 18, 2013 | 0 komentar

A.    Pengertian Ibadah 
Menurut bahasa Ibadah berasal dari bahasa arab yaitu dari kata “Abada” berarti taat, tunduk, menurut kamus bahasa diartikan “menyembah, memuja.
Ibadah artinya berbakti kepada Allah SWT, secara luas karena didorong dan dibangkitkan oleh aqidah tauhid.
Sedangkan menurut istilah ibadah adalah:
Menurut Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa ibadah ialah namayang menggabungkan setiap perkara yang disukai dan diridhai Allah semata dari jenis perkataan atau perbuatan, lahiriyah dan batiniyah.
Menurut Doktor Ibrahim Al Buraihan, ibadah ialah nama yang mencakup segala sesuatu yang diridhai Allah dan dicintai-Nya, baik berupa perkataan maupun perbuatan yang zahir maupun yang batin, dengan penuh rasa cinta, kepasrahan (menyerah) dan ketundukan (taat) yang sempurna, serta membebaskan diri daripada segala hal yang bertentangan dan menyalahinya.
Menurut Ulama Tauhid : Ibadah berarti mengesakan Allah SWT dengan sungguh-sungguh dan merendahkan diri dan menundakan jiwa setunduk-tunduknya kepada Allah. Pengertian inididasarkan pada firman Allah SWT. Q.S An-Nissa : 36)
 
Artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.
Ibadah dari segi pelaksanaannya dapat dibagi dalam tiga bentuk, pertama adalah jasmaniyah rohaniyah, yaitu perpaduan ibadah jasmani dan rohani, seperti Shalat dan puasa. Kedua, ibadah rohaniyah dan maliah, yaitu perpaduan antara ibadah rohani dan harta, seperti zakat. Ketiga ibadah jasmaniyah, rohaniyah, dan maliah sekaligus, seperti melaksanakan haji.
Dari keterangan diatas dapat memberi kesimpulan bahwa makna ibadah menurut istilah ialah : seluruh kegiatan lahir dan batin dalam pengalaman aqidah, syariat dan akhlak yang diikuti dengan rasa cinta kepada Allah SWT. (Q.S Al- An’am : 162-163)
Artinya:
162.  Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
163.  Tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan Aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".
Adapun ibadah ditinjau dari segi kepentingannya ada dua, yaitu kepentingan fardi (perorangan) seperti shalat dan puasa serta kepentingannya ijtima’I (masyarakat) seperti zakat dan haji.
B.     Hakikat  Ibadah
Pada hakikatnya ibadah merupakan cara untukmenumbuhkan kesadaran diri manusia bahwa ia adalah mahluk ciptaan Allah. Sebagaimana telah diterangkan dalam firman-Nya (Q. S Al-Zariat : 56)
Artinya:  Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Tidak ada yang disembah dan tempat mengabdi kecuali kepada-Nya. Seluruh hidupnya baik yang bersifat jiwa maupun raga sepenuhnya hanya diserahkan kepada Tuhan seru sekalian alam, dengan cara mematuhi perintah-Nya dan mencegah larangan-larangn-Nya.
Dengan demikian manusia itu diciptakan bukan sekedar untuk hidup mendiami dunia ini kemudian mengalami kematian tanpa ada pertanggung jawaban kepada penciptanya, melainkan mereka itu diciptakan oleh Allah SWT untuk mengabdi kepada-Nya. Hal ini dinyatakan dalam surat Al-Bayyinah ayat 5 yang berbunyi
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.
Pada prinsipnya ibadah merupakan sari ajaran islam yang berarti penyerahan diri secara sempurna pada kehendak Allah SWT. Apabila hal inidapat dicapai sebagai nilai dalam sikap dan prilaku manusia, maka akan lahir suatu keyakinan untuk tetap mengabdi diri kepada Allah SWT. Penyimpangan-penyimpangan yang dapat merusak pengabdian kepada Allah SWT dan akan merusak diri manusia itu sendiri.
Dalam syariat islam diungkapkan bahwa tujuan akhir dari semua bentuk aktivitas hidup manusia adalah pengabdian kepada Allah SWT, melaksanakan perintah-Nya karena yang demikian itu sudah termasuk ibadah, sebab tidak satupun anjuran dan perintah-Nya yang tidak bernilai ibadah.
Tujuan ibadah dalam islam merupakan pengabdian dan dedikasi semangat hidup yang bertujuan untuk mendapatkan keridhoan Allah SWT karena Allah SWT yang telah menciptakan dan memberi kehidupan kepada manusia dan makhluk lainnya. Dan ibadah juga dapat menguatkan hati kita untuk beriman dan percaya terhadap kekuasaan Allah SWT, dan dalam ibadah ini kita diwajibkan untuk melaksanakannya dan ketentuan ini telah ditetapkan dalam Al-Qur’an.
C.    Macam-macam Ibadah
Secara garis besar ibadah dibagi menjadi dua macam
1.      Ibadah Khassah (khusus) atau ibadah mahdah (ibadah yang ketentuannya pasti).
2.      Ibadah ‘Ammah (umum) yakni semua perbuatan yang mendatangkan kebaikan dan dilaksanakan dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT. Dengan kata lain, semua bentuk amal kebaikan dapat dikatakan ibadah amah bila dilandasi dengan niat semata-mata karena Allah SWT. Hal ini didasarkan pada firman-Nya.
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.
Terdapat beberapa metode yang bervariatif dan pengaruhnya sangat besar pada jiwa serta membersihkannya, cara ujian untuk mengetahui kejujuran orang-orang yang mengerjakannya, dalam mencari petunjuk dan istiqomah.
Ruang ibadah didalam islam sangat luas meliputi setiap aktivitas kehidupan manusia, Perhubungan manusia dengan Tuhan adalah secara terus menerus, dan Beribadah tidak terkokong ditempat-tempat tertentu.
Ibadah juga dapat menentramkan jiwa kita, apabila ibadah itu dilakukan sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan yang tidak melanggar norma-norma ajaran dalam agama dan syariat islam. Karena pada tubuh yang sehat itu terdapat jiwa yang sehat, maka dari itu dalam beribadah juga kita harus menjaga tubuh dan jiwa kita agar tetap sehat dalam menjalankan ibadah sehari-hari.
D.          Syarat-syarat Ibadah
1.      Amalan yang dilakukan hendaklah diakui Islam dan bersesuai dengan hukum syarak
2.      Amalan hendaklah dikerjakan dengan niat yang baik bagi memelihara kehormatan diri, menyenangkan keluarga, memaafkan ummat dan memakmurkan bumi Allah
3.      Ketika melakukan pekerjaan hendaklah senantiasa mengikuti hokum-hukum syariat dan batasnya, tidak mendzalimi orang, tidak khianat, tidak menipu dan tidakmerampas hak orang lain.
Peranan ibadah  yang luas
Ibadah yang khusus seperti shalat, puasa, zakat dan haji adalah untuk mempersiapkan individu menghadapi ibadah yang umum yang mesti dilakukan di sepanjang jalan.
Share this article :

No comments:

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. PENDIDIKAN ISLAM - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger